Kisah Nabi Idris Singkat

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang kisah Nabi dan Rasul. Seperti yang kita ketahui dalam urutan 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui, nabi Idris merupakan nabi kedua yang wajib kita ketahui. Berikut ini akan dijelaskan kisah atau biografinya secara singkat dan ringkas.

Nabi Idris a.s merupakan salah seorang rasul yang pertama kali diberikan tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Ia diberikan hak kenabian oleh Allah setelah nabi Adam dan Syits.

Kisah Nabi Idris a.s Singkat, Ringkas dan Lengkap

Beliau merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam, Berikut silsilah atau biografi lengkapnya: Biografi Nabi Idris a.s

Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.

kisah nabi idris singkat

Nama asli Nabi Idris ialah Khanukh (Akhnukh), ia dipanggil Idris karena selalu mempelajari mushaf-mushaf Adam dan Syits. Menurut buku yang berjudul The Prophet of God Enoch: (Nabiyullah Idris), Idris ialah sebagai sebutan atau nama Arab bagi Akhnukh, nenek moyang Nuh.

Nabi Idris lahir dan tinggal di Babilonia, Irak, untuk berdakwah kepada kaumnya yang bernama Bani Qabil dan Memfis. Sedangkan beberapa kisah menyebutkan, Idris lahir di daerah Munaf, Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali dalam Al-Qur’an.

Nabi Idris a.s merupakan keturunan dari Nabi Syits, anak bungsu Nabi Adam. Beliau diangkat derajatnya ke tempat yang tinggi oleh Allah SWT karena kesabaran dan ketaqwaannya kepada Allah. Dialah orang yang pertama mengetahui bermacam-macam ilmu keduniaan dan berani memerangi orang-orang yang durhaka.
Julukan Nabi Idris a.s

Beliau diberi julukan atau gelar As’adul usud yang artinya Singa dari segala Singa.
Keitimewaan dan Mukjizat Nabi Idris a.s

Allah SWT memberikan beberapa keistimewaan kepada beliau yakni berupa kejujuran, kepandaian, kemahiran, juga kemampuan dalam menciptakan hal-hal baru yang bisa memudahkan segala kebutuhan dan aktivitas manusia, seperti mengenal tulisan dengan menggunakan pena, ilmu berhitung, ilmu perbintangan, ilmu alam, ilmu medis, ilmu menjahit, dan lain sebagainya. Beliau juga mampu menguasai berbagai bahasa.

Dalam suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau panjang tersebut dengan turunnya air hujan.

Dalam al-Qur’an terdapat dua surat yakni surat Maryam dan al-Anbiya’ yang berkaitan dengan nabi Idris. Dalam perjalanan Nabi Muhammad ketika isra’ dan mi’raj, beliau bertemu dengan nabi Idris di langit ke empat.

Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya agar selamat dari siksa dunia dan akhirat.

Disebutkan didalam Al-Quran bahwa ia sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia diangkat ke langit. Menurut Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat dan ia hidup sampai usia 82 tahun.

Nasehat atau Kata Mutiara dari Nabi Idris

Berikut ini ada beberapa nasihat dan kata mutiara Nabi Idris.

  • Kesabaran yang disertai dengan iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
  • Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
  • Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa juga shalatmu.
  • Janganlah engkau bersumpah palsu dan jangan pula menutup-nutupi sumpah palsu agar supaya kamu tidak ikut berdosa.
  • Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
  • Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
  • Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
  • Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *