Bertambahnya jumlah penduduk berimbas kepada bertambahnya kebutuhan pangan dan juga limbah/sampah. Tidak bisa dipungkiri, sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Timbulan sampah akan meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat.
Kebutuhan akan pangan masyarakat, salah satunya dapat dipenuhi dengan peningkatan produksi akan protein, baik protein nabati maupun hewani. Meningkatnya kebutuhan protein memacu masyarakat maupun industri berlomba untuk memenuhinya. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan protein tersebut adalah melalui budidaya ternak unggas maupun perikanan. Semakin meningkatnya kebutuhan akan protein hewani berimbas pula kepada kebutuhan akan pakan unggas maupun ikan, dimana saat ini produksi pakan tersebut didominasi oleh industri dan dikuasai hanya oleh beberapa perusahaan saja. Ketergantungan akan pakan industri baik pur maupun pelet sangat berisiko bagi peternak, dimana kecenderungannya para penguasa sektor ini dapat dengan mudah mempermainkan pasokan maupun harga. Seringkali kita dengar dan baca berita peternak mengalami kerugian akibat harga jual hewan ternaknya tidak mampu menutupi biaya produksi.
Kondisi ini memerlukan alternatif terobosan agar peternak tidak memulu tergantung dari pakan olahan industri. Salah satu solusi mengatasi permasalah tersebut adalah dengan mencari atau menciptakan pakan pengganti. Lalat tentara hitam (Maggot) dapat menjadi alternatif pengganti maupun pakan tambahan dari pakan olahan industri. Itulah yang melatarbelakangi Mas Ajis untuk memulai mengembangkan usaha nya dalam sektor budidaya Maggot. Membudidayakan Maggot menjadi pilihan Mas Ajis dikarenakan budidayanya yang cukup mudah. Maggot sendiri merupakan organisme yang berasal dari telur lalat black soldier dan salah satu organisme pembusuk karena mengonsumsi bahan‐bahan organik untuk tumbuh. Peluang budidaya maggot dapat dilakukan melalui usaha kewirausahaan, dengan budidaya maggot sekaligus meningkatkan kegiatan kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat. Maggot dapat dijadikan sebagai bahan pakan ternak ayam, bebek, entok, ikan dengan biaya sangat murah. Makanan maggot berupa limbah rumahan dan limbah pasar tradisional yang selama ini mengalami kesulitan untuk pengelolahannya. Limbah‐limbah basah seperti sisa makanan, sampah sayur‐sayuran, sampah buah‐buahan yang berjumlah ribuan ton perhari dapat sebagai pakan ternak maggot yang dapat menghidupi maggot ribuan ton perharinya.
Kali ini mahasiswa UBSI Kampus Tegal berkesempatan juga untuk mengunjungi Rumah Literasi yang berada di desa kebandingan secara langsung untuk mengetahui dunia wirausaha disektor budidaya maggot ini. Dan disini Mas Ajis menjelaskan proses budidaya maggot dari mulai membeli hewan Invertebrata yaitu Lalat, kemudian proses perawatan, proses pemanenan sampai proses penjualan maggot untuk pakan ternak.